Pages

FBrain

Kamis, 03 Mei 2012

Kebebasan


Kebebasan -tugas lagi dari bu Guru, suruh buat cerpen, setelah kemaren buat Pidato... : (, oke lah dengan sedikit inspirasi yang tersisa di otak ane gunain buat nulis coretan dikit.... moga moga hasil 'ngarang' nya bagus hehehe.....

Kebebasan

Pagi di pinggiran kota yang sejuk terpecah oleh kesibukan orang orang, dikala itu seorang anak berusia 12 tahun yang bernama Farid yang berjalan keluar dari rumah kecil di tepi sungai, dengan sedikit semangat, anak yang hanya tinggal bersama ibunya itu pun berangkat mencari sesuap nasi untuk orang nomer satu di hidupnya tersebut.

Dikala teman sebayanya berangkat ke sekolah untuk mencari ilmu, ia harus berangkat ke tumpukan tumpukan sampah untuk mencari sedikit rejeki dari tuhan, dengan nasip yang di deritanya, ia tak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa berusaha dengan kemampuan kecilnya untuk menghidupi dirinya dan ibunya, rasa kecewa terhadap tuhan yang sering muncul di otak kecilnya pun  ia abaikan, walaupun beban berat harus dipikul, tapi ia tetap berterimakasih telah diberi nafas oleh sang maha pencipta.

Matahari pun beranjak naik, keringat yang membasahi baju lamanya dianggapnya sebagai penambah tenaga, dengan semangat yang masih tersisa, ia pun meneruskan menambah sedikit demi sedikit sampah kedalam karung sobeknya. Sekira berat pada karung sudah dapt di tukar dengan sepiring nasi dan krupuk, ia pun menyudahi pekerjaannya, pengepul yang sudah menyiapkan selembar rejeki untuknya pun menghitung keringat yang dikeluarkan oleh bocah polos itu. Rp. 20.000 adalah angka yang sekira belum bisa di anggap pantas untuk kerja kerasnya, walaupun begitu, ia tetap bertrimakasih pda sang pemberi rejeki, pemberi nafas, dan pemberi kehidupan.
            Dikala bayangan sudah tak sejajar dengan tubuh kecilnya, ia pun pergi mengambil air untuk membasuh kotoran yang melekat pada tubuhnya, dengan khusuk ia menyembah satu satunya tuhan. Dengan sedkit peluh iapun berharap berdoa dan meminta agar kehidupan ia dan ibunya membaik, setidaknya diberikan tempatyang layak, pekerjaan yang lebih pantas, dan kebebasan di masa kecilnya.
Kebebasan kecil yang masih tersisa pada dirinya ia gunakan dengan sebaik baiknya, terik matahari sore yang terik nan indah adalah saat saat yang paling cocok baginya untuk meluapkan semua keinginan yang terpendam dalam hati kecilnya, dengan teman teman sebayanya ia pun bermain, dengan rasa yang sangat senang dapat meluapkan keinginan kecilnya. Sebenarnya masih sangat banyak keinginannya, tapi apakah daya, nasib berkata lain.

Kebebasan kecil yang ia rasakan harus berakhir karena matahari yang sudah meredup sinarnya, ia pun kembali ke istananya, dengan rasa lelah dan lapar ia pun pergi ke dapur dan minum segelas air putih yang sudah disediakan oleh ibu tercinta nya, “Bagaimana hari ini nak, apakah semua baik baik saja.. ?”, sahut suara lembut dari ibunya, “Sama seperti biasa mak, menyenangkan..”, kataku dengan sedikit kebohongan besar di dalamnya.

Malam pun larut dengan cepat, ia pun membaringkan tubuhnya yang sangat lelah ke kasur yang dianggapnya sangat nyaman, sambil berharap agar ia dapat bermimpi, mimpi yang membuatnya hidup, mimpi kebebasan sebagai seorang anak berusia belia, mimpi yang seharusnya bisa ada dalam kehidupannya, mimpi yang dirasakan di dunia nyata oleh teman temannya, kebebasan.. Freedom.   

                                                                                     
                                                                                              by Mr.SemiStupid inspired by Maher Zain - Freedom

1 komentar:

I’m not that much of a online reader to be honest but your sites really nice,
keep it up! I’ll go ahead and bookmark your website to come back later.
Good article.Many thanks.

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More